S.Miharja, uin bandung
9 Teori
Pemilihan Karir
PENGENALAN
Konseling
karir merupakan satu aspek konseling yang penting dan dinamis. Beberapa teori
konseling karir dikemukakan membantu konselor baru menjalankan konseling karir
dengan lebih efisien. Konselor harus menggunakan teori menurut tujuan-tujuan
tertentu. Misalnya Teori Holland mencoba mengaitkan asal muasal seseorang
dengan jenis karir. Sedangkan teori perkembangan karir seperti Teori Super
menjelaskan bahwa pendidikan karir merupakan bagian dari proses perkembangan jangka
panjang yang dimulai dari awal kehidupan hingga akhir hayat.
Konseling
karir menunjukkan sebagai satu proses membantu seseorang mengembangkan dan
menerima suatu gambaran lengkap tentang dirinya dan perannya dalam dunia
pekerjaan. Untuk seterusnya karir mencoba berusaha mengubah gambaran ini
menjadi satu realitas supaya membawa kepuasan kepada dirinya dan menguntungkan
masyarakat.
Perlu ditekankan dalam
pelaksanaan konseling karir; yaitu:
(a) Hubungan antara konselor
dengan klien.
(b) Konseling karir bukan
semata-mata proses memberikan tes dan melaporkan hasil.
(c) Adalah lebih dari memberikan
informasi tentang berbagai jenis karir.
(d) Adalah hampir sama dengan
konseling pribadi tetapi lebih berfokus pada aspek karir.
Konselor karir
perlu memainkan peran berikut:
1.
Membantu membangun
kesadaran diri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
a) Siapakah
diri saya?
b) Apakah
kemampuan-kemampuan saya?
c) Apakah
kehendak-kehendak saya?
d) Apakah
minat saya yang sebenarnya?
e) Apakah
sifat khusus saya?
f) Bagaimana
dapat menggunakan potensi-potensi secara optimal?
g) Apakah
nilai-nilai saya?
h) Apakah
trait kepribadian saya yang paling signifikan?
2.
Membantu membentuk sikap
positif terhadap dunia pekerjaan.
3.
Mengungkapkan pada bidang
pekerjaan yang ada di sekitarnya
4.
Membantu berkonsentrasi
pada bidang-bidang yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Untuk membantu
konselor memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir, berikut
mengungkapkan beberapa teori tentangnya.
Teori Ginzberg
Pada tahun 1951,
Ginzberg, telah membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa
terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi pemilihan suatu pekerjaan, yaitu:
1.
Faktor realitas
Pemilihan suatu
pekerjaan adalah akibat dari tekanan lingkungan.
2.
Faktor proses pendidikan
Bidang karir
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pendidikan.
3.
Faktor emosi
Pemilihan
karir tergantung pada aspek kepribadian seseorang.
4.
Faktor nilai pribadi
Faktor yang
menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih oleh seseorang.
Ginzberg dan
rekan-rekannya menemukan bahwa terdapat tiga hal penting dalam proses pemilihan
karir, yaitu:
1.
Tingkat fantasi
Pada tingkat
ini, anak belum memiliki keputusan tentang pekerjaan. Hal ini karena, mereka
masih belum mencapai kematangan dalam perkembangan kejuruan. Pilihan mereka
senantiasa berubah, ideal tetapi tidak realistis. Mereka ingin menjadi apa saja
yang dicita-citakan seperti pilot, polisi, tentara, guru, orang kaya dan
sebagainya. Tingkat ini berlanjut hingga umur 10-12 tahun.
2. Tingkat tentatif / percobaan
Tingkat ini
ada ketika anak-anak mulai menyadari tentang minatnya, kemampuannya dan nilai
pribadi dan nilai masyarakat terhadap sesuatu pekerjaan. Kemudian, dia akan
menggabungkan semua kriteria ini sembari pemilihan karir. Anak pada tingkat ini
akan memilih pekerjaan yang diminatinya berdasarkan kemampuannya dan sesuai
dengan nilai sendiri dan nilai masyarakat. Mereka lebih suka memilih pekerjaan
yang dihargai oleh masyarakat.
3. Tingkat realistis
Tingkat ini
terbagi menjadi beberapa tingkat kecil, yaitu eksplorasi di mana individu giat
melaksanakan pilihan tentatif; penghabluran di mana pilihan yang dibuat menjadi
lebih tetap dan jelas, dan spesialisasi di mana bentuk pekerjaan ditentukan.
Pemilihan kerja mulai terjadi pada tingkat realistis. Seseorang mulai
mengkhususkan serta mempersempit bidang pemilihan kerjayanya. Pada tahap ini,
seseorang mulai mengganti pilihan yang kurang sesuai ke yang lebih sesuai.
Menurut
Ginzberg dan rekan-rekannya, proses pemilihan karir membutuhkan waktu antara
10-15 tahun. Proses ini bukanlah terbatas pada satu-satu jangka waktu tertentu
tetapi merupakan sesuatu proses yang berkelanjutan seumur hidup seseorang dalam
dunia pekerjaannya. Proses ini bukanlah sesuatu yang statik tetapi bervariasi
sesuai kehendak individu. Namun, seseorang akan mencoba mempersempit peluang
pemilihan karirnya ketika umurnya meningkat dan individu tersebut akan mencoba
mengatur pekerjaan yang dipilihnya.
Selain itu,
model-model orang dewasa juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pemilihan karir anak. Ginzberg dan rekan-rekannya menemukan bahwa ada dua
kelompok manusia yang besar. Kelompok pertama adalah kelompok yang berorientasi
pekerjaan. Grup ini memberikan nilai yang penting bagi pekerjaan. Mereka lebih
mementingkan kepuasan intrinsik dari pekerjaan yang dilakukan. Kelompok kedua
adalah kelompok yang berorientasi kesenangan. Kelompok ini biasanya mendapatkan
kepuasan yang bercorak pekerjaan. Mereka lebih mementingkan kesenangan dan
sengaja mencari alasan untuk melarikan diri dari pekerjaan.
Teori Donald Super
Donald Super
(1974) mengemukakan teori perkembangan kejuruan. Super berpendapat konsep diri
merupakan kekuatan pendorong yang mempengaruhi pemilihan karir seseorang di
sepanjang hidupnya. Menurut Super, pemilihan karir adalah suatu usaha yang
merealisasikan konsep diri seseorang. Super telah mengusulkan sepuluh usul
untuk menjelaskan teorinya.
Usul-usul itu adalah seperti
berikut:
1.
Manusia berbeda dari segi
minat dan kepribadian.
2.
Orang layak menjabat
beberapa jenis pekerjaan disebabkan kemampuan, minat dan fitur kepribadiannya
yang berbeda.
3.
Setiap pekerjaan
membutuhkan pola kemampuan, minat dan karakteristik kepribadian tertentu. Jadi,
seseorang bisa menjabat beberapa jenis pekerjaan dan beberapa individu dapat
melakukan satu jenis pekerjaan.
4.
Pemilihan pekerjaan situasi
di mana mereka hidup dan bekerja serta konsep diri berubah dari waktu ke waktu
ketika pengalaman diperoleh. Jadi, membuat pilihan dan menyesuaikan diri dengan
situasi baru merupakan proses yang berkelanjutan.
5.
Proses ini diuraikan dalam
serangkaian tingkat hidup.
6.
Pemilihan karir ditentukan
oleh taraf sosioelconomi orang tua, kemampuan mental, karakteristik dan
peluang-peluang pekerjaan yang ditawarkan kepada seseorang.
7.
Perkembangan individu
melalui tahapan hidup tertentu bisa dibimbing dengan membantu proses
kematangan, kemampuan dan minat seseorang. Individu dibantu untuk memahami
kekuatan dan kelemahan dirinya.
8.
Proses perkembangan
kejuruan merupakan suatu proses perkembangan dan pelaksanaan konsep diri.
Setelah seseorang membangun konsep kendirinya, dia akan memilih pekerjaan yang
sesuai dengan konsep diri itu dan menolak pekerjaan-pekerjaan lain.
9.
Proses kompromi antara
individu dan faktor-faktor sosial antara konsep diri dengan realitas merupakan
satu proses main peranan baik secara fantasi dalam wawancara konseling atau
aktivitas kehidupan nyata seperti di dalam kelas, klub atau kerja sambilan.
9.
10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana
seseorang dapat menggunakan kemampuannya, minatnya, fitur-fitur kepribadian dan
nilai-nilainya.
Tahap perkembangan karir menurut
Super
1.Tingkat pertumbuhan (sejak
lahir-14 tahun)
Tingkat ini
merupakan tingkat pertumbuhan fisik dan psikologis. Individu mulai membangun
sikap dan tingkah laku yang menjadi unsur-unsur konsep kendirinya.
Pengalamannya menjadi dasar pengetahuannya sembari pilihan tentatif dan akhir
dalam dunia pekerjaan.
2. Tahap eksplorasi (15-24 tahun)
Individu mulai
menyadari kepentingan pekerjaan dalam hidupnya. Tingkat ini meliputi tiga
tahap, yaitu:
(a)
Fantasi-pilihan pekerjaan biasanya tidak realistis dan berkait rapat dengan
permainan individu. Pemilihan ini hanya bersifat sementara saja
(b)
Tentatif-individu akan mencoba mengurangi dan mengehadalkan pilihannya kepada
beberapa kemungkinan saja berdasarkan kemampuan dan peluang pekerjaan yang
diketahui.
(Iii)
Realistik-individu memilih pekerjaan yang paling sesuai dengan nilai individu
dan masyarakat.
3. Tingkat pengukuhan (25-44
tahun)
Pada tingkat
ini, individu akan melakukan beberapa percobaan untuk memastikan jenis pilihan
dan keputusan yang dibuatnya. Seseorang itu akan menjadi lebih stabil setelah
dia memperoleh pengalaman dan keterampilan yang semakin bertambah. Dia akan
memilih pekerjaan yang paling sesuai dan memberinya keputusan yang penting.
4. Tingkat pemeliharaan (45-64
tahun)
Individu akan
mencoba memperbaiki kondisi pekerjaannya pada tingkat ini. Seseorang itu akan
terus berusaha mencapai kepuasan dari pekerjaannya dan mencoba memodifikasi
segala perasaan yang tidak nyaman.
5. Tingkat kemerosotan (65 tahun
ke atas)
Tingkat ini
meliputi jangka waktu yang hampir pensiun. Individu pada tingkat ini lebih
mementingkan pemeliharaan jabatan dari memperbaiknya.
Dengan itu,
jelaslah Teori Super menekankan tiga hal, yaitu perbedaan individu, konsep diri
dan konsep perkembangan. Menurut Super, proses perkembangan kejuruan seseorang
dibahagilcan ke dua tingkat. Pertama adalah tingkat eksplorasi yang terdiri
dari tingkat-tingkat kecil seperti tingkat tentatif, tingkat transisi dan
tingkat percobaan tanpa komitmen. Tingkat kedua adalah tingkat pembentukan dua
tingkat kecil, yaitu tingkat percobaan yang berkomitmen dan tingkat kecil
kemajuan.
Super
menjelaskan bahwa proses perkembangan kejuruan terjadi secara bertahap mulai
dari akhir tingkat anak. Sesuatu keputusan yang diambil di setiap tingkat akan
dievaluasi kembali. Usaha menilai kembali keputusan bisa terjadi melalui lima
tugas utama:
1.
Penghabluran (14-18 tahun)
Tugas ini
mengharuskan individu menyimpulkan ide-ide tentang pekerjaan yang sesuai
baginya dan mendisain konsep pekerjaan serta konsep diri yang sesuai dengan
taraf pendidikannya.
2.
Spesialisasi (18-21 tahun)
Tugas ini
mengehendaki individu menuju pekerjaan yang khusus dan mengambil langkah yang
sepatutnya untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
3.
Pelaksanaan (21-24 tahun)
Tugas ini
dilakukan pada tingkat individu yang berakhir studinya dan dia harus memegang
sesuatu jabatan pada masa itu.
4.
Pemantapan (25-35 tahun)
Individu harus
menggunakan kemampuan dan minat untuk membuktikan yang pemilihan kerjanya
adalah sesuai untuk dirinya.
5.
Pengukuhan (35 tahun)
Pada tingkat
ini, individu akan mempertahankan posisinya sehingga pensiun kerana dia merasa
telah berhasil dalam pekerjaannya
Implikasi
Teori Super kepada seorang konselor adalah untuk membimbing klien mengenal
kekuatan dan kelemahan diri, nilai-nilai dan minat yang ada pada dirinya agar
dapat membantunya memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan fitur-fitur tadi
agar dia mencapai hasil yang optimal.
Teori Roe
Teori ini
dikemukakan oleh Anne Roe (1957) dan Roe &. Siegelman 1946). Teori ini
menyatakan bahwa setiap individu memiliki cara tertentu dalam menggunakan
energi jiwa yang diwarisinya. Seseorang akan menggabungkan cara energi dengan
pengalaman ketika anak untuk membentuk satu gaya demi memenuhi kebutuhan
hidupnya sepanjang hayat termasuk kebutuhan memilih pekerjaan.
Roe telah
meminjam dari Garner Murphy (1974) konsep penyaluran energi jiwa dan pengalaman
selama anak yang dikatakan mempengaruhi cara hidup seseorang. Konsep hierarki
kebutuhan-kebutuhan pula dipinjam dari Abraham Maslow.
Teori Roe dua
tingkat. Tingkat pertama merupakan pernyataan umum yang sulit diuji secara
empiris. Menurut Roe, minat dan kemampuan seseorang itu diwariskan melalui baka
genetik. Energi jiwa yang terdapat dalam baka genetik ini pula tidak dapat
dikontrol sepenuhnya oleh seseorang. Gabungan faktor-faktor genetik dan
hierarki kebutuhan seseorang akan mempengaruhi pemilihan suatu pekerjaan.
Kekuatan motivasi untuk mencapai tujuan karir Tergantung pada susunan dan
struktur kebutuhan seseorang. Susunan dan kekuatan motivasi ini adalah dari
pengalaman-pengalaman ring berbeda ketika anak.
Tingkat kedua
lebih difokuskan pada kekuatan kebutuhan dasar yang dipengaruhi oleh pengalaman
selama anak. Misalnya, kalau individu kekurangan pujian dan penghormatan saat
anak, dia akan mencoba mendapatkan pelajaran yang lebih memberikan pujian dan
penghormatan saat dia dewasa nanti.
Roe telah
menciptakan sebuah diagram untuk menjelaskan teorinya (Lihat Gambar 10.2).
Gambar ini menunjukkan hubungan antara pola pemeliharaan anak dan kepuasan
kebutuhan dengan kategori pekerjaan yang diminati oleh anak-anak.
Menurut Roe
lagi, ada dua kategori orientasi yang utama, yaitu pekerjaan yang berorientasi
manusia dan pekerjaan yang tidak berorientasi manusia. Roe mengasumsikan bahwa
individu-individu dalam kategori pekerjaan yang berorientasi manusia biasanya
berasal dari keluarga yang penuh dengan kegembiraan dan kasih sayang serta
diterima dan dihormati oleh kedua orang tuanya. Sedangkan mereka dari kategori
kedua mengalami suasana hidup yang dingin dan diabaikan. Kebutuhan-kebutuhan
emosi individu seperti ini dipenuhi dengan sempurna.
Model Roe
menekankan hal-hal berikut:
1.
Suasana rumah tangga yang
ramah dan penuh kasih sayang akan menyebabkan individu itu berorientasi
terhadap manusia dan akan masuk dalam pekerjaan layanan, bisnis, organisasi dan
seni serta hiburan.
2.
Suasana rumah tangga di
mana anak diabaikan, ditolak atau bersahaja menyebabkan individu berorientasi
bukan terhadap manusia. Pekerja-pekerja itu adalah terkait dengan teknologi,
kerja luar dan bidang sains.
3.
Jika kondisi itu terlampau
dilindungi (terlalu menjaga), individu mungkin berorientasi bukan terhadap
manusia.
4.
Setengah-setengah individu
dari keluarga yang menolak atau mengabaikan bisa berorientasi terhadap manusia
karena mencari kepuasan.
Menurut Roe
lagi, setinggi mana seseorang akan meningkat dalam kelompok pekerjaan yang
diminatinya akan tergantung pada baka genetik, status sosioekonomi dan
peluang-peluang yang ada pada satu waktu itu.
Secara
singkat, Teori Roe menjelaskan hubungan antara cara pemeliharaan anak, kepuasan
kebutuhan-kebutuhan dan bidang pekerjaan yang diminati oleh seseorang. Dengan
itu, seseorang memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pekerjaan
orang individu dan mengapa satu-satu pekerjaan itu tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan klien.
Holland (1971)
menganggap bahwa minat pekerjaan dan cita rasa sebagai bagian dari kepribadian
keseluruhan seseorang, a menekankan kepada pemudahan kepribadian individu
dengan rsekitarannya. Misalnya, seorang individu yang kepribadiannya golongkan
sebagai realistis adalah individu yang kuat secara fisik, gagah, agresif dan
berkemahiran lisan dan hubungan antara individu, erelca sesuai bekerja sebagai
buruh kasar, operator mesin, petani dan tukang kayu.
Holland telah
mengajukan beberapa asumsi untuk menjelaskan: orinya. Asumsi-asumsi itu adalah
sebagai berikut:
1.
Kepribadian setiap individu
berbeda.
2.
Kepribadian adalah hasil
dari baka dan perselcitaran.
3.
Setiap individu memiliki
definisi, gambar dan nilai tersendiri terhadap setiap pekerjaan.
4.
Individu yang berminat dan
terlibat sesuatu bidang pekerjaan akan memiliki sifat kepribadian yang sama
atau hampir sama. Karena ini, mereka akan menyelesaikan masalah dengan tindakan
yang sama atau hampir sama.
5.
Kepuasan, stabilitas dan
pencapaian dalam bidang karir berdasarkan interaksi individu dan persekitaran
pekerjaan.
Menurut
Holland, kepribadian atau kepribadian dapat dibagi ada enam jenis seperti
berikut:
1.
Realistis
Orang yang
berpersonaliti realistis menghadapi lingkungannya secara konkrit dan fisik.
Individu sedemikian bersifat materialistik, stabil secara emosi, tidak begitu
bersifat sosial dan memiliki sifat-sifat jantan. Dia lebih suka bekerja sebagai
petani, operator mesin dan supir truk.
2.
Intelektual
Orang yang
berpersonaliti intelektual mengelola perselcitaran dengan menggunakan
kecerdasannya. Individu ini lebih berminat terhadap pekerjaan yang bercorak
ilmiah dan teoretis, membaca, mempelajari bahasa-bahasa asing dan
aktivitas-alctiviti kreatif seperti seni, muzilc dan arsitektur. Dia juga
bersifat kelelakian, cekal hati, tertarik pada ilmu pengetahuan dan lebih
bersifat bebas, asli, yakin tetapi kurang praktik. Ilmuwan, kimia, antropologi,
fisika, matematika dan biologi berpersonaliti intelektual.
3.
Sosial
Individu yang
terkenal dengan keterampilan sosialnya. Individu sedemikian menikmati pekerjaan
yang bercorak pendidikan, terapi, agama dan aktivitas yang terkait dengan
layanan masyarakat, musik, bacaan, drama dan sebagainya. Individu ini bersifat
riang, suka bersosialisasi, bertanggung jawab, ambisius dan suka menjadi
pemimpin. Dia sangat peduli pada kesejahteraan masyarakat. Guru, konselor dan
petugas kesejahteraan masyarakat adalah contoh-contoh individu ini.
4.
Konvensional
Individu yang
bersifat sedemikian biasanya memiliki cara penye ¬ lesaian masalah yang
stereotip dan tidak asli. Dia tampak kemas, suka bergaul tetapi konservatif.
Individu ini juga memiliki sifat kelelakian, dominan, sesuai peraturan dan
dapat mengendalikan diri. Dia lebih menyukai pekerjaan perkeranian dan
perkiraan yang biasanya terkait dengan bisnis.
5.
Keusahawanan
Individu ini
memiliki sifat pandai membujuk, cerdas berbahasa, agresif, percaya diri, suka
pamer dan dominan. Selain itu, dia juga suka kembara dan tergesa-gesa dalam
menghadapi tantangan. Karir yang cocok baginya adalah pegawai bank, eksekutif
bisnis, manajer, administrator, pengembang perumahan dan sebagainya.
6.
Seni
Orang yang
berpersonaliti seni mengalami perselcitarannya dengan menciptakan bentuk-bentuk
dan hasil-hasil seni. Dia bersifat imajinatif, sensitif, tersedia mengalah,
emosi, kewanitaan, kurang bersosialisasi, tergesa-gesa, introspektif dan
fleksibel. Biasanya, dia memiliki bakat lisan yang lebih tinggi dari bakat
matematika. Dia juga bersifat lebih asli dari kepribadian kelompok-kelompok
lain. Individu ini lebih menyukai pekerjaan yang bersifat seni musik, sastra,
seni lukis, drama dan ukiran
Kesimpulannya,
Holland menegaskan bahwa apabila kepribadian seseorang sesuai dengan
lingkungannya, dia akan merasa puas dengan pekerjaannya.
Hoppock (1967) mencantumkan
sepuluh hal penting tentang teorinya, yaitu seperti berikut:
1.
Pekerjaan dipilih untuk memenuhi
suatu kebutuhan tertentu.
2.
Pekerjaan yang kita pilih
merupakan pekerjaan yang kita percaya akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
bisa mendesak kita.
3.
Persyaratan itu mungkin
dirasakan atau dipikirkan oleh seseorang. Kebutuhan tersebut tetap akan mempengaruhi
pilihan pekerjaan.
4.
Perkembangan kejuruan
(pekerjaan) tersebar saat timbulnya kesedaran bahwa suatu pekerjaan itu bisa
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
5.
Perkembangan kejuruan maju
dan pilihan pekerjaan meningkat semakin kita dapat meramalkan yang mana satu
pekerjaan yang akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Kemampuan untuk
meramal ini tergantung pula pada pengetahuan mengenai diri kita, pengetahuan
mengenai berbagai jenis pekerjaan dan kemampuan kita untuk berpikir dengan
jelas.
6.
Informasi tentang diri kita
akan mempengaruhi pilihan pekerjaan dengan membantu kita mengidentifikasi apa
yang kita inginkan dan membantu kita memprediksi sejauh mana pekerjaan yang
akan dipilih bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
7.
Informasi tentang diri kita
akan mempengaruhi pemilihan mengetahui pekerjaan yang akan dapat memenuhi
kebutuhan kita dan membantu kita memprediksi sejauh manakah kita akan puas
dalam suatu pekerjaan.
8.
Kepuasan kerja tergantung
pada sejauh mana pekerjaan itu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang kita anggap
sebagai penting. Derajat kepuasan itu ditentukan oleh titik di mana kemauan
kita dipenuhi.
9.
Kepuasan bisa wujud dari
satu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita hari ini atau dari
pekerjaan yang diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita pada
masa akan datang.
10. Pemilihan pekerjaan kita senantiasa berubah ketika kita percaya
bahwa perubahan itu akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
Sebagai seorang konselor karir,
kita harus:
(A) Mendiagnosis minat dan kemampuan klien. Hal ini dapat dicapai
melalui wawancara atau melakukan inventori minat pekerjaan dan bakat.
(B) Membantu klien meningkatkan keterampilan kejuruan agar dia lebih
mudah mencari kerja.
Membantu klien
memahami perasaannya tentang pekerjaan. Hal ini mungkin termasuk perasaan
kecewa dalam mencari pekerjaan yang sesuai; kesulitan-kesulitan di tempat kerja
dan perasaan putus asa yang menyebabkan individu itu tidak menemukan pekerjaan
Teori-teori yang telah dipelajari akan memungkinkan kita membantu seseorang
menemukan dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang produktif. Teori-teori
itu memberikan kita rasional tentang apa yang kita buat dan membimbing
tindakan-tindakan kita.
Satu fungsi
utama konseling adalah untuk membantu klien mengalami perkembangan dari segi
karir. Klien membutuhkan konseling ketika mencari, memilih dan mengganti
pekerjaan. Fungsi bimbingan kejuruan yang merupakan penekanan awal dalam
konseling masih penting bagi individu yang meminta bantuan dari segi merancang
dan membuat keputusan tentang pendidikan dan karir.
Konseling
karir adalah berdasarkan satu hubungan pribadi positif antara konselor dengan
klien. Konseling karir mencakup eksplorasi nilai dan sikap serta pengumpulan
dan penilaian informasi dan fakta. Seseorang konselor akan merujuk kepada
teori-teori karir Ketika membuat klien memilih dan membuat keputusan tentang
suatu karir.
gan dapet bacaannya dari mana ?
BalasHapus