S. Miharja, uin bandung
7 Pembimbingan Teman Sebaya
Dalam
kehidupan harian, kita sering menghadapi berbagai masalah. Misalnya, jika
diberi terlalu banyak tugas, mengalami masalah kekurangan waktu. Jika tunjangan
lambat dibayar, mengalami masalah keuangan. Ada kalanya, kita tidak ingin
berbagi masalah-masalah tersebut dengan konselor. Anda lebih suka mengungkapkan
masalah tersebut kepada teman atau sekelompok Anda. Hal ini terjadi karena Anda
lebih dekat dengan teman itu. Lagi pula, Anda tidak merasa adanya jurang antara
diri Anda dengan teman Anda itu. Bantuan teman Anda dalam mendengar dan mencoba
memahami masalah Anda dan selanjutnya berusaha menolong Anda menyelesaikan
masalah merupakan satu bentuk konseling. Karena itu, proses menolong seperti
ini disebut konseling teman sebaya. Teman itu bisa disebut Pembimbing Teman
Sebaya (PTS).
Definisi Pembimbing Teman Sebaya
Pembimbing
Teman Sebaya merupakan individu yang memiliki keahlian dalam bidang konseling
dasar dan komunikasi yang tersedia menolong temannya meningkatkan perkembangan
diri, prestasi dan membuat keputusan dengan bijaksana, termasuk dalam masalah
karir.
Rasional Program PTS
Program ini
biasa digunakan pada komunitas pesantren. Santri senior berperan dan dituntut
menjadi mentor bagi adik ringkatnya. Model
ini diadakan karena hal-hal berikut:
1.
Permintaan untuk layanan
bimbingan dan konseling semakin bertambah, sementara petugas bimbingan dan
konseling belum mencukupi.
2.
Masalah disiplin harus
ditegakkan, karena itu, program Pembimbing Teman Sebaya dapat menyediakan layanan
dukungan.
3.
Pengaruh teman sebaya dapat
digunakan secara teratur untuk membimbing ke arah tingkah laku yang positif.
4.
Menyediakan suatu saluran
sehat di mana individu lain dapat mencurahkan perasaannya kepada temannya
dengan sikap dan pandangan orang dewasa.
Tujuan Program PTS
Program PTS
yang diluncurkan memiliki beberapa tujuan utama, yakni:
1.
Memupuk budaya
tolong-menolong dan kasih mesra dalam kalangan pelajar.
2.
Memupuk keyakinan diri dan
nilai-nilai murni dalam kalangan pelajar.
3.
Membangun individu yang
penuh pertimbangan, berkompromi, gemar menolong orang lain serta peka pada
perasaan orang lain dalam masyarakat yang majemuk.
Secara khusus,
tujuan program PTS adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan satu layanan
dukungan dalam bimbingan dan konseling untuk memenuhi permintaan yang meningkat
dalam bidang tersebut.
2.
Membantu mengurangi masalah
perbuatan secara informal dengan menggunakan pengaruh-pengaruh positif
pembimbing teman sebaya.
3.
Menyediakan sebuah tim PTS
terlatih yang siap memberikan bantuan kepada temannya.
4.
Memungkinkan PTS
berinteraksi secara efektif dengan teman karena mereka telah memiliki
keterampilan dasar dalam bidang konseling dan komunikasi.
Fungsi PTS
Pembimbing
Teman Sebaya memainkan beberapa fungsi yang penting. Antaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Mendeteksi jenis-jenis
layanan konseling serta program-program yang dibutuhkan.
2.
Berfungsi sebagai
penghubung ke Unit Bimbingan dan Konseling. Misalnya, PTS akan merujukkan kasus
tertentu kepada konselor yang lebih ahli.
3.
Bertindak sebagai saluran
informal yang ingin mencurahkan perasaan.
Dalam rumusan
lain, tugas-tugas PTS adalah sebagai berikut:
1.
Masalah yang timbul, akan
lebih diketahui oleh teman sebaya dan mereka mengenal masalah temannya karena
sering bretemu.
2.
Memberikan penjelasan
tentang narkoba, miras, rokok, hubungan kelamin dan pemerkosaan. Jika perlu, PTS
akan merujuk masalah kepada konselor dengan persetujuan mereka.
3.
Membantu mereka yang
mengalami masalah studi.
4.
Membantu melatih kelompok
sebaya untuk persediaan sebagai konselor sebaya.
5.
Bertindak sebagai tutor
membantu teman yang sebaya dalam bidang pendidikan.
6.
Membantu dalam kegiatan
orientasi anggota baru, mengelola klub bimbingan, perpustakaan bimbingan, papan
informasi bimbingan dan kegiatan lain yang terkait dengan bimbingan karir.
Fitur Pribadi PTS
Ketika memilih
remaja untuk dilatih sebagai PTS, pastikan mereka itu memiliki sifat-sifat
berikut:
1.
Sifat pribadi: Dia digemari
oleh individu yang lain.
2.
Kemampuan lisan: Dia
memiliki komunikasi yang baik dengan teman yang lain.
3.
Kepemimpinan: Dia dihormati
dan mereka juga mendengar pengarahannya.
4.
Umur: Dia bisa bekerja
dengan teman yang sama umur dengannya.
5.
Motivasi: Dia memiliki
dorongan atau motivasi mengikuti pelatihan PTS.
6.
Tanggungjawab: Dia bisa
menyelesaikan-satu tugas tanpa desakan atau kontrol.
7.
Kejujuran: Dia jujur ingin
membantu orang lain yang berada dalam kondisi yang sulit.
Strategi Pemilihan
Berapa cara
bisa dilakukan untuk pemilihan peserta untuk pelatihan. Antaranya adalah dengan
membuat:
1.
Permohonan peserta yang berminat
2.
Rekomendasi dari orang-orang
yang berada dalam stakeholder.
3.
Nilai dari temannya
4.
Nilai teman dari semua yang
dia peroleh.
Untuk
mendapatkan peserta yang berminat dan bertanggung-jawab konselor bisa menyaring
peserta melalui cara-cara berikut:
1.
Sesi wawancara di mana
minat dan kewajiban dapat ditafsirkan.
2.
Aktivitas kelompok di mana
sifat kesabaran dan ingin menolong dapat diperhatikan.
3.
Aktivitas bimbingan
kelompok di mana sifat ingin berbagi perasaan serta mendengar pandangan orang
lain bisa diperhatikan.
4.
Laporan tentang pergaulannya
dengan teman-temannya.
Pendekatan Program
Pendekatan
pertama program PTS adalah menekankan perkembangan diri pembimbing itu. Dengan
kata lain, PTS akan dilatih untuk memahami dan memperbaiki diri agar lebih
diterima oleh individu-individu atau teman yang lain. Dengan pemahaman diri
yang tinggi, pembimbing itu akan lebih memahami serta peka terhadap perasaan
orang lain.
Satu pendekatan lagi adalah untuk
menanam sifat-sifat mulia dalam diri pembimbing agar sifat-sifat itu dapat
disebarkan. PTS juga akan dapat memberikan pengukuhan kepada perilaku yang
positif. Dengan adanya sifat-sifat yang mulia, PTS bisa menjadi contoh dan
pendorong bagi perubahan tingkah laku.
Tipe Latihan
Pelatihan untuk program PTS bisa
dilakukan dengan mengadakan sesi-sesi seperti berikut:
Referensi dan bacaan
Sesi-sesi praktik
Pembelajaran melalui pengalaman
Metode Latihan
Metode yang
bisa digunakan untuk latihan termasuk kuliah, main peran, permainan-permainan
konseling, simulasi, diskusi kelompok besar dan sumbang saran (brainstoiming)
atau diskusi kelompok kecil.
Pelatihan Dasar
Sebelum PTS
dapat berfungsi, perlu diberikan pelatihan dasar. Latihan dasar itu mencakup
kesadaran diri, dasar komunikasi dan dasar konseling.
1.
Kesadaran diri
Pembimbing
Teman Sebaya harus dapat membangun kepercayaan diri untuk menjamin stabilitas
emosinya. Stabilitas emosi ini akan dapat membantunya berfungsi sebagai PTS
yang lebih efisien.
2.
Dasar Konseling
Keterampilan
yang dianggap sebagai dasar dan perlu dipelajari oleh PTS adalah keterampilan mengkomunikasikan
klien, refleksi ide, refleksi perasaan, interpretasi, konfrontasi, pengungkapan
diri, parafrasa dan kesimpulan.
3.
Dasar komunikasi
Pembimbing
Teman Sebaya cakap dalam berbagai berkomunikasi, komunikasi efektif yang
membantu, komunikasi yang terhindar dari menutup pertolongan dan perlakuan yang
memblokir komunikasi.
Pelatihan Lanjutan
Selain
pelatihan dasar, PTS bisa diberikan pelatihan lanjutan. PTS bisa mengungkapkan
kepada keterampilan tegas diri, keterampilan membuat keputusan, kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan belajar dengan efisien, keterampilan kepemimpinan
dan keterampilan berbicara.
Tipe Bantuan PTS
Pembimbing
Teman Sebaya dapat menyediakan pertolongan baik secara formal atau informal.
Bantuan formal adalah seperti PTS menjadi tutor untuk membantu teman yang lemah
dalam merumuskan karir atau melibatkan diri dalam proyek adik angkat, orientasi
peserta baru atau menjadi fasilitator sampingan dalam konseling kelompok.
Secara informal, PTS bisa menjadi
teman yang peka, yang bisa mendengar masalah mitra dengan empati dan memberikan
dukungan moral. Dia juga membantu teman melihat satu-satu masalah secara
obyektif dan kemudian mengusulkan referensi jika perlu.
Etika PTS
Antara hal
penting yang terkandung dalam etika PTS adalah sebagai berikut:
1.
PTS harus memelihara
rahasia segala informasi yang diterima dari teman-temannya.
2.
PTS harus memberikan
pertolongan yang jujur.
3.
PTS harus menghormati
pembatasan agama, peraturan, norma-norma masyarakat dan kebudayaan.
4.
PTS harus menerima perasaan
teman tanpa prasangka.
5.
PTS harus melaporkan
masalah teman yang terlalu berat kepada konselor yang lebih ahli.
6.
PTS harus memberitahu konselor
jika ditemukan perbuatan mitra itu bisa membahayakan nyawanya atau orang lain.
7.
PTS masih terikat dengan
peraturan lokal dan harus menghormati
posisi para pemangku dilingkungannya.
Peranan konselor
Dalam konteks
program PTS, petugas konseling berperan sebagai juru-latih, konsultan, pakar
lihat, pembimbing dan juga membuat penilaian tentang efektivitas proyek ini
dalam mengurangi masalah-masalah pribadi dan disiplin.
Faktor-faktor
Penentu Keberhasilan Program PTS yang bisa membawa keberhasilan program PTS adalah
sebagai berikut:
1.
Dukungan dari pucuk
pimpinan untuk latihan PTS yang berkelanjutan.
2.
Dukungan dari komunitas
sekelilingnya.
3.
Pengakuan yang diberikan
pada keberadaan PTS.
4.
Rencana tindak lanjut dan
penilaian yang teratur terhadap program PTS.
5.
Petugas konseling diberi
waktu yang cukup untuk menjamin efektivitas pelatihan PTS serta kegiatan
lanjutan yang terkait dengan pelatihan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar